Karimun (ANTARA News) - Wakil Bupati Karimun, Provinsi Kepulauan Riau Aunur Rafiq mengatakan upaya mengoptimalkan program pemberdayaan petani karet di Pulau Kundur terbentur status lahan yang kepemilikannya beralih ke tangan pengusaha.
"Banyak beralih ke tangan pengusaha. Akibatnya, warga setempat hanya menjadi buruh tani yang bekerja mengharapkan upah dari pemilik lahan," katanya di Tanjung Balai Karimun, Jumat.
Peralihan status kepemilikan lahan itu, menurut Aunur Rafiq, berawal dari rencana pengembangan kelapa sawit oleh sejumlah perusahaan di Pulau Kundur beberapa tahun lalu.
Warga, kemudian beramai-ramai menjual lahannya kepada pengusaha dengan harga murah.
Belakangan, program tersebut batal dilaksanakan karena kondisi dan luas lahan tidak cocok untuk pengembangan kelapa sawit.
"Kami berulangkali mengingatkan warga agar tidak menjual lahan. Pemerintah daerah tidak menginginkan warga hanya menjadi buruh tani, tetapi menjadi petani yang memiliki hak penuh dalam pemanfaatan lahan,'' katanya.
Dia mengimbau kepada warga masyarakat agar tidak menjual lahannya karena pemerintah sedang menggencarkan program penanaman karet sebagai salah satu komoditas unggulan daerah.
''Kami juga sedang menginventarisasi luas lahan pertanian yang dibiarkan dalam keadaan kosong. Kami berharap lahan warga yang selama ini kosong tidak dijual kepada pihak swasta,'' tuturnya.
Dia menuturkan, hingga saat ini, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian telah membagikan 630.000 bibit karet untuk ditanam para petani di tiga kecamatan di Pulau Kundur.
''Kami akan mengevaluasi kembali tingkat keberhasilan program pengembangan pertanian karet itu sebagai tolok ukur program selanjutnya,'' katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Karimun Amran Syahidid mengatakan telah menyiapkan 100.000 batang bibit karet dan 70.000 bakal bibit karet untuk dibagikan kepada para petani.
"Kami berharap lahan-lahan yang kosong dapat ditanami bibit karet yang kami siapkan," ucapnya.
Di Pulau Kundur terdapat sekitar 19 ribu hektare lahan karet yang berusia puluhan tahun.
Umumnya petani karet mengembangkan lahannya dengan cara tradisional. Produksi karet para petani dijual kepada perusahaan di Pekanbaru, Riau melalui para penampung.
(ANT-RD/M027/Btm1)
FPIP Serahkan Bantuan Bibit Karet Keperbatasan
Komentar (0)12 Oktober 2011, 21:17:13 WIB oleh Petrus Heri Sutopo
Print Kapuas Hulu-BADAU, (kalimantan-news) - Forum Peduli Ibu Pertiwi (FPIP) Provinsi Kalimantan Barat memberikan bantuan berupa bibit karet untuk Kelopok Tani (Poktan) yang ada diwilayah perbatasan tepatnya di Desa Janting Kecamatan Badau, bibit karet jenis omat tersebut langsung diterima oleh Hilda Tofani yang merupakan petugas penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas Hulu yang diserahkan oleh T.Timotius mewakili FPIP, pada Selasa sore (11/10/2011).
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan atau agar bantuan dari FPIP tersebut tetap sasaran, selaku tenaga penyuluh, Hilda terlebih dahulu akan mensosialisasikannya kemasyarakat, sehingga seluruh masyarakat yang ada di Desa Janting khususnya anggota Poktan, mengetahui adanya bantuan bibit karet dari tersebut, sehingga tidak hanya diterima oleh satu orang saja.
“Sebelum benar-benar sampai kemasyarkat, Saya akan mensosialisasikanya terlebih dahulu, agar bantuan ini benar-benar tepat sasaran, karena yang Kita takutkan bantuan ini hanya diterima oleh person saja,dan yang lainnya tidak tahu apa-apa,” terangnya.
Selain itu menurut Hilda yang mewakil masyarakat bahwa bibit karetlah yang memang dibutuhkan Poktan binaanya selama ini, dengan adanya bantuan tersebut diharapkan ada juga pihak-pihak lain yang tergugah untuk lebih memperhatikan kehidupan masyarkat perbatasan.
“Kita berharap ada pihak lain lagi baik itu pemerintah maupun swasta yang mau peduli seperti halnya yang dilakukan oleh FPIP, dengan demikian member motivasi masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya melalui pertanian karet,” harapnya.
Sementara itu T.Timotius mewakili pihak FPIP mengharapkan dengan adanya bantuan bibit karet tersebut, benar-benar bermanfaat bagi Poktan yag ada, selain itu dapat menggugah perhatian yang lainnya untuk melakukan hal yang sama dalam memberikan bantuan kepada para Poktan.
“Kita berharap bantuan untuk para Poktan khususnya untuk bibit karet bukan hanya dari FPIP, tetapi diharapkan bantuan serupa datang dari yang lainya, baik itu dari Ormas, LSM Swasta lainnya bahkan pihak Pemerintah, sebab dengan perkebunan karet yang sudah dikenal masyarakat sejak dulu, dinilai dapat mensejahterakan masyarakat,”tuntasnya.(phs)
“Sebelum benar-benar sampai kemasyarkat, Saya akan mensosialisasikanya terlebih dahulu, agar bantuan ini benar-benar tepat sasaran, karena yang Kita takutkan bantuan ini hanya diterima oleh person saja,dan yang lainnya tidak tahu apa-apa,” terangnya.
Selain itu menurut Hilda yang mewakil masyarakat bahwa bibit karetlah yang memang dibutuhkan Poktan binaanya selama ini, dengan adanya bantuan tersebut diharapkan ada juga pihak-pihak lain yang tergugah untuk lebih memperhatikan kehidupan masyarkat perbatasan.
“Kita berharap ada pihak lain lagi baik itu pemerintah maupun swasta yang mau peduli seperti halnya yang dilakukan oleh FPIP, dengan demikian member motivasi masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya melalui pertanian karet,” harapnya.
Sementara itu T.Timotius mewakili pihak FPIP mengharapkan dengan adanya bantuan bibit karet tersebut, benar-benar bermanfaat bagi Poktan yag ada, selain itu dapat menggugah perhatian yang lainnya untuk melakukan hal yang sama dalam memberikan bantuan kepada para Poktan.
“Kita berharap bantuan untuk para Poktan khususnya untuk bibit karet bukan hanya dari FPIP, tetapi diharapkan bantuan serupa datang dari yang lainya, baik itu dari Ormas, LSM Swasta lainnya bahkan pihak Pemerintah, sebab dengan perkebunan karet yang sudah dikenal masyarakat sejak dulu, dinilai dapat mensejahterakan masyarakat,”tuntasnya.(phs)
Komentar (0)
Beri KomentarBelum ada komentar, silahkan jadi yang pertama
Posted by badriah | 06/06/2011, 14:40