petani pilih simpan karet banjarmasin

Jumat, 28 Oktober 2011

Petani Pilih Simpan Karet
Banjarmasinpost.co.id - Selasa, 15 Maret 2011 | 15:40 Wita | Dibaca 270 kali | Komentar (1)
example2 web
Menyadap karet.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Petani karet di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sudah dua minggu ini mengeluh menyusul anjloknya harga karet. Saat ini harga karet hanya empat ribu sampai lima ribu rupiah per kilogramnya.

Agar tak rugi banyak, petani pun terpaksa tidak menjual stok karet yang dimiliki. Mereka akan menjual saat harga kembali membaik.

Bahrudin, salah satu petani karet mengaku terpaksa menahan menjual karet miliknya. Menurutnya harga yang berlaku saat ini jauh sama sekali tak memberikan keuntungan.

"Sebelum krisis global harga karet mentah mencapai Rp 14.000 per kilogram," sebutnya.

Menurut dia, petani akan rugi besar karena biaya produksi yang tidak tertutupi dan nilai ekonomis karet yang turun drastis.

Warga Pantai Hambawang Kecamatan Labuan Amas Selatan ini menambahkan, kemungkinan petani karet di desanya baru menjual karet kalau harga beli karet mentah dari tengkulak mencapai Rp 10.000 per kilogram. (ril)
Read Full 1 komentar

karet alam natural

Sabtu, 22 Oktober 2011
Karet Alam didunia 70% dihasilkan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Karet alam didapat dari menyadap pohon karet Hevea Brasiliensis berupa cairan karet yang disebut lateks. Karet sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan industri. Kebanyakan karet digunakan dalam pembuatan selang dan ban mobil (sekitar 50% lebih).
Jenis jenis karet: 
Crepes berasal dari lateks, lump karet, atau RSS yang berkualitas rendah. Cara pembuatannya mirip dengan RSS yang berbeda adalah menghilangkan warna cokelat tua dari karet kering. Kemudian hasilnya adalah karet yang berwarna putih yang digiling mengunakan mesin pengiling menjadi lembaran tipis crepes.
Lateks adalah karet alam yang dicampur dengan ammonia. Kebanyakan lateks yang berasal dari pohon mempunyai kadar karet 25-29%. Lateks kebun ini kemudian bisa dikentalkan dengan mengunakan mesin sentrifugal untuk meningkatkan kadar karetnya menjadi sekitar 60%. Karet dengan kadar 60% inilah yang kita sebut karet pekat. (specifikasi karet pekat). Komposisi lateks pekat:Collecting
RSS: Ribbed Smoked Sheet adalah lateks yang digumpalkan dengan mencampur dengan asam. Kemudian dipanaskan dan diasap di ruang asap. Karena proses pengasapan ini, product ini disebut Ribbed smoked Sheet (Lembaran karet yang dipotong dan diasap). Digunakan untuk membuat ban dan selang tube untuk mesin. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang Ribbed Smoked Sheet? Klik Sini
TSR: Technical Specified Rubber: Lateks karet digumpalkan terus dihaluskan dan dipanaskan untuk digunakan untuk membuat ban, selang tube untuk mesin. TSR disebut juga block rubber, pembuatannya membutuhkan mesin yang cukup komplex dan tenaga listrik yang cukup besar.
TSR diberbagai Negara: TSR nya Malaysia disebut SMR (Standard Malaysian Rubber); TSR nya Singapur disebut SSR (Standard Singapore Rubber); TSR nya Indonesia disebut SIR (Standard Indonesian Rubber); TSR nya Thailand disebut TTR (Thai Tested Rubber)

Macam Macam Pohon Karet 
Rubber SeedHevea Brasiliensis:
Popular sebagai karet alam yang diperjual belikan – asal dari brasil
Palaguium gatta
Asal dari Malaysia – Stabil terhadap air – Digunakan untuk kabel bawah air dan resin sintesis
Dyera Costulata
Lateks asal dari Malaysia – bahan dasar permen karet dan bahan perekat untuk ikat pinggang (
Accacia senegal
Asal pantai barat afrika – mudah larut di air – banyak digunakan dalam pembuatan tinta, perekat perangko, dan pembuatan tablet dan pil.
Funtumia elastic
Asal Afrika Barat – karet Funtumia lebih halus dibandingkan Hevea Brasiliensis – Banyak ditanam di asia tenggara – bias dikeringkan karet berwarna transparan sedangkan karet kering hevea brasiliensis berwarna cokelat gelap.
Pemakaian Karet didunia
Ada dua jenis karet: karet alam yang diambil dari pohon karet dan karet sintesis yang dibuat dari derivatif minyak bumi. Pemakaian gabungan keduanya banyak digunakan untuk membuat ban, selang, kabel, dan insulator. Misalnya pada ban digunakan komposisi 45% karet sintesis dan 55 % karet alam.
Dikarenakan pembuatan karet sintesis mengunakan bahan dasar minyak bumi, kenaikan harga minyak bumi memicu kenaikan harga karet sintesis. Karet sintesis dan karet alam adalah barang complementary, artinya keduanya harus digunakan bersamaan, karena itu kenaikan harga karet sintesis juga memicu kenaikan harga karet alam. Secara tidak langsung kenaikan minyak bumi akan memicu kenaikan harga karet alam
Balon
Ingin mengetahui tentang alternative produk olahan karet busa alam? Klik Sini
Ingin mengetahui tentang teknologi membuat balon, kondom, dan sarung tangan? Klik Sini
Ingin Posting atau Melihat Gambar-Gambar di Agribisnis? Klik Sini
HOT THREAD
Read Full 0 komentar

Thailand serius Bangun pengolehan karet


Duta Besar Thailand untuk Indonesia Thanatip Upatising sedang diwawancarai oleh reporter NBC, Kamis (15/9/2011). | Foto: Iman Jaya Lase
NBC — Bisa dikatakan, kedatangan rombongan Duta Besar Thailand untuk Indonesia Thanatip Upatising di Pulau Nias, 13-15 September 2011, sedikit membawa harapan, meskipun mereka harus kembali lagi datang ke Nias di waktu yang akan datang guna mewujudkan kerja sama tersebut, antara lain membangun pabrik karet di Nias serta membina petani karet di Nias.
Semua tentu bergantung pada respons positif dari pemerintah daerah di Pulau Nias untuk segera membenahi berbagai infrastruktur sehingga kerja sama tersebut bisa diwujudkan. Di samping itu pola pertanian karet di Nias juga harus segera diubah, antara lain dengan penggunaan bibit yang baik dan juga cara penyadapan yang benar.
Seperti diketahui, kedatangan Thanatip Upatising ke Nias disertai oleh pengusaha karet dari Sri Trang Argo Industry Ltd, eksportir karet terbesar di Thailand, yang juga memiliki pabrik karet di Palembang. Pembicaraan dengan pemerintah setempat, seperti dikemukakan Martinus Lase, Wali Kota Gunungsitoli, beberapa waktu lalu kepada NBC, bahwa pemerintah daerah di Nias akan menyiapkan lahan seluas 2.000 hektar untuk perkebunan karet dan 35 hektar 35 hektar.
Namun, kebijakan ini tentu harus dipertimbangkan apakah menguntungkan warga petani karet di Nias. Sebab, bagi Thanatip Upatising, yang begitu familiar dengan karet, pola sekarang tidak harus diubah, tetapi yang perlu dilakukan adalah peremajaan karet. Hal lain adalah perlu adanya pengiriman petani dan pemerintah setempat datang ke Thailand untuk melihat secara langsung bagaimana pengolahan karet di Thailand mulai dari pembibitan sampai pengolahan akhirnya.
Bertempat di Pelabuhan Gunungsitoli, secara eksklusif, reporter NBC Ketjel Zagötö, mendapatkan kesempatan mewawancarai Duta Besar Thailand untuk Indonesia  itu seputar hasil kunjungannya ke Nias.
Bagaimana pemerintah Thailand melihat perkembangan perekonomian di Indonesia?
Thailand dan Indonesia memiliki bentuk kerja sama bilateral di sektor pendidikan, pertanian, energi, dan industri. Indonesia memiliki potensi sebagai negara yang dilirik oleh investor dunia, untuk itulah Pemerintah Thailand mengajak sektor swasta Thailand untuk menjajaki kemungkinan kerja sama di Indonesia.
Setelah berkunjung ke berbagai tempat di Pulau Nias, bagaimana pendapat Anda terhadap potensi kepulauan Nias.
Awalnya saya tertarik untuk berkunjung ke Nias karena undangan dari UNDP Indonesia. Setelah mempelajari potensi yang bisa dikembangkan, yaitu di sektor pertanian, saya mengajak Sri Trang Argo Industry Public Company, yang bergerak dalam industri pengolahan karet. Kami yakin akan ada banyak kesempatan ke depan yang bisa kita bangun bersama karena saya sangat tersentuh oleh kearifan kepala daerah sekepulauan Nias.

Apakah sempat terlintas pembicaraan yang mengarah ke kerja sama di bidang tertentu?
Kami sangat serius dalam membangun kerja sama, khususnya di sektor pertanian dan sedang menjajaki terbangunnya pabrik pengolahan karet di Nias.

Bagaimana Anda melihat potensi pariwisata di kepulauan Nias?
Bila saya orang Nias (pariwisata Nias kalah saing dengan daerah lain, Red) maka saya akan serius mengembangkan kebun karet saya supaya meningkat produktivitasnya. Di Thailand petani karet rata-rata memiliki mobil fortuner. Jadi, semua petani karet itu kaya. Untuk itulah tujuan kami ingin membagi pengetahuan dan teknologi pengolahan karet  pada petani karet di Nias, karena 70 persen masyarakat di kepulauan Nias hidup dari karet.

Bagaimana cara kami, masyarakat Nias yang masih melakukan pola tradisional supaya dapat diterima di pasar dunia.
Setelah berdiskusi dengan beberapa masyarakat dan pemerintah daerah, perlu ada program pelatihan dan studi banding ke Thailand untuk melihat secara langsung proses pengolahan karet, mulai dari pebibitan sampai menjadi bahan setengah jadi. Yang perlu dipahami, kami tidak akan memberi ikan, tetapi kami ingin mengajari cara memancing.

Perlukah kami mengganti pola tradisional ke pola modern untuk meningkatkan hasil karet?
Tidak. Yang penting sebenarnya petani karet harus melakukan peremajaan yang terencana. Mengganti pohon karet yang sudah berusia 30 tahun dengan tanaman karet baru.
Apakah Thailand dulu juga menggunakan pola tradisional?
Ya, 20 tahun yang lalu. Petani karet di Thailand hanya satu jenis tanaman saja, yaitu karet di kebunnya. Untuk 1 hektar dapat menghasilkan karet senilai 100 dollar per hari.
Setelah melihat situasi pelabuhan beserta alat transportasi di Nias, apakah terlalu mahal cost yang dibutuhkan untuk menjangkau pasar dunia ?
Untuk menyiapkan bangunan pabrik butuh biaya tinggi karena harus mendatangkan kapal sendiri untuk mengangkut bahan pembangunan pabrik. Untuk itulah kami mengunjungi pelabuhan untuk melihat kapasitas dan kemampuan pelabuhan.
Apakah pabrik pengolahan karet yang akan di bangun di Nias akan seperti pabrik Sri Trang di Palembang?
Ya, perlu diketahui bahwa Thailand rata-rata membangun 5 pabrik tiap tahunnya. Kami ingin kita semua meraih masa depan yang lebih baik. Kami ingin membangun pabrik dengan skala besar.
Apakah Anda yakin, pabrik pengolahan karet ini nantinya akan berkembang sesuai rencana?
Awalnya tidak. Ini adalah sebuah proses yang akan terus berlanjut. Kami masih akan mengunjungi Nias secara rutin.

Butuh berapa lama bagi petani karet Nias untuk mencapai standar kualitas yang diterima?
Bagaimanapun kualitas karet petani di Nias, pabrik akan tetap membelinya. Karena kami memiliki teknologi untuk memprosesnya sesuai standar. Namun, perlu diingat, petani karet di Nias rata-rata menghasilkan karet satu wadah kecil (setengah tempurung kelapa) per hari per pohon, sedangkan di Thailand petani menghasilkan 3 kg per hari per pohon. Hasil itu dapat diperoleh karena petani karet Thailand melakukan peremajaan secara berkala dan teknik penyadapan yang benar.

Apakah akan ada kerja sama di bidang pembibitan dengan dinas terkait di Nias?
Di Thailand pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengembangkan bibit karet yang berkualitas. Saat ini kami memiliki bibit karet yang dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah. Kami bisa menanam tanaman karet di tengah gurun sekalipun. Untuk itu kami telah mengambil sampel tanah dari Pulau Nias untuk dipelajari.
Selain itu Pemerintah Thailand bekerja sama dengan IPB untuk memberikan pelatihan bagi petani karet dan juga pelajar untuk dapat membuat kebun bibit sendiri di kampungnya.
Ada pesan untuk petani karet di Nias?
Petani karet harus memiliki keyakinan dan komitmen untuk mengembangkan kualitas karet. Segala sesuatu bisa diajarkan, segala sesuatu bisa diubah, asal mau melihat dan mau melakukannya. [KETJEL ZAGÖTÖ]

Related Posts:

Read Full 0 komentar
Read Full 0 komentar

kebun impianku

Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) memperkirakan harga karet bakal menguat hingga akhir tahun karena dipicu naiknya volume dan permintaan. Selain itu, berdasarkan riset Institute Thailand, Thailand sebagai eksportir karet terbesar di dunia mengalami keterbatasan pasokan di tengah menguatnya permintaan produk dari lokal maupun global. Analisis dari DS Futures Co juga menyebutkan terbatasnya pasokan dari Thailand tersebut dapat memicu kenaikan harga.
Pengurangan pasokan komoditas tersebut disebabkan pada awal tahun depan Negeri Gajah Putih itu akan memasuki musim rendah produksi. Di sisi lain, permintaan karet diprediksi menguat. Salah satunya disebabkan adanya lonjakan penjualan mobil di China dan India. Sementara itu, dalam pandangan Direktur Eksekutif Gapkindo Suharto Honggokusumo, ada empat faktor pembentuk harga karet di pasar internasional, yakni kekuatan penawaran dan permintaan, fluktuasi harga minyak dunia, nilai tukar dollar AS terhadap mata uang di sejumlah kawasan, serta aksi spekulan.
“Harga karet mencapai rekor pada Februari 2011, yakni 5,8 dollar AS per kilogram. Hal itu menandakan adanya penguatan harga yang akan terjadi sepanjang tahun ini meski dalam beberapa bulan terakhir menurun tipis,” ujar Suharto.
Pada 2011, salah satu faktor yang memicu kenaikan harga karet adalah tingginya permintaan dari sejumlah negara, seperti Jepang. Saat ini, perekonomian Jepang yang sempat terpuruk akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada Maret 2011 itu mulai pulih. Kondisi tersebut memicu peningkatan permintaan karet untuk produksi ban kendaraan.
Pihak Gapkindo memperkirakan produksi karet dunia pada tahun ini mencapai 10,93 juta ton, sementara tingkat konsumsi mencapai 11,16 juta ton. Hal itu berarti terjadi kekurangan pasokan produk sebesar 234 ribu ton. Adanya ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan komoditas karet disebabkan terjadinya perubahan iklim dan tingginya permintaan dari sejumlah negara. Selain Jepang, India dan China terus meningkatkan konsumsi karetnya. Sebagai gambaran, pada 2010, China menjadi konsumen karet terbesar dengan total permintaan mencapai 3,63 juta ton.
Menguatnya harga karet pada tahun ini didukung pula oleh laporan Federal Reserve mengenai adanya perbaikan perekonomian Amerika Serikat yang masih berlanjut. Hal itu meningkatkan optimisme investor akan kenaikan permintaan karet. Kecenderungan melambungnya harga karet dunia itu semestinya berimplikasi positif terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan petani karet Indonesia. Pasalnya, Indonesia merupakan negara penghasil karet nomor dua di dunia setelah Thailand.
Namun, ironisnya, selama ini keuntungan terbesar justru diperoleh para spekulan di Singapura atau negara-negara lainnya, sementara para petani karet di Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Riau dan daerah lain di Indonesia tidak mencicipi keuntungan yang sama. gus/E-2
referensi: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/69105
15
Agu
11


Read Full 0 komentar

Kesaksian Petani Karet

Umur karet setahun besar batangnya hanya seukuran telunjuk tangan saya, sayapun bertanya dalam hati… Kalau begini kapan panennya??? satu tahun kok perubahannya hanya sebesar telunjuk tangan.  Setelah saya pikir dan amati ternyata lahan/tanah kebun tidak mendukung pertumbuhan  karena keras dan berpasir.   Akhirnya saya temukan pupuk Nasa, saya coba beli satu SUPER NASA 250 gram + NPK 20 kg saya campur air 500 liter untuk mengocor 500 pohon artinya  i liter perpohon. Awalnya sih juga ragu apa bisa ya pupuk sekecil ini membuat tanamanku berubah?. Hasilnya terlihat 1 bulan setealh saya kocor/siram dengan tanda pucuk (tunas) bermunculan terus menerus selama 4 bulan, tanah makin gembur, pohon karetpun ikut membesar.  Kini setelah 6 bulan pohon sudah seukuran batrey Evereadi besar.
Umur Karet 1,5 tahun saya pupuk lagi dengan dosis 1 botol Super nasa + 1 btl POC NASA + 1 Btl Hormonik + NPK 20 kg campur dan aduk dengan air 500 liter untuk 500 tanaman ( 1liter/pohon).  Hasilnya terlihat setelah satu bulan kemudian, tunas baru bermunculan lebih besar ukurannya dari rantingnya, kulit pohon retak retak karena pembesaran pohon sangat cepat dan tanah tampak sudah berubah gembur keseluruhan.  Setelah 6 bulan kemudian kini batang pohonnya seukuran botol air mineral kemasan 1,5 liter.
Umur karet 2 tahun saya pupuk lagi dengan dosis 2 Super nasa + 1 POC nasa + 1 hormonik + 20 kg NPK campur 250 liter air utuk mengocor 250 pohon karet.  Sekarang umur karet saya 2,5 tahun besar pohon rata rata berdiameter 15 cm.  Kalau begini saya berani menargetkan bahwa 2,5 tahun lagi sudah berdiameter 30 cm dan sudah bisa dipanen (disadap).
Kesimpulannya dengan Nasa mempercepat pertumbuhan dan mengemburkan tanah.  semua ini adalah pengalaman pribadi saya sebagai petani karet lokal. Bagi saya, NASA TEMAN SEJATI SAYA
kEPADA PARA PETANI, PEKEBUN SAYA HARAPKAN UNTUK MENCOBA KARENA MENCOBA KITA TAU BUKTINYA DAN PASTI ANDA AKAN MEMPUNYAI PENGALAMAN 

Kesaksian Petani Karet


Nama Saya : Hadinansyah KA, alamat rumah Jl. Muchran Ali GG.Pos Polisi no. 16 B rt,23 rw,07 Baamang Tengah Sampit Kalteng Hp. 085249706105.
Saya memiliki sebidang tanah seluas 5000 M persegi, saya tanami bibit karet 500 pohon berupa bibit karet cabutan karet lokal yang besarnya kira-kira seukuran batang rokok.   Dengan pengetahuan yang ada saya pelihara kebun dengan membersihkan dari rumput dan tumbuhan pengganggu lainnya.  Saat umur karet 6 bulan saya berikan Urea Campur NPK sebanyak 2 sendok makan pertanaman, reaksinya karet sayapun menampakan perubahan dengan munculnya tunas baru.

SEPERTI SAYA.
Pembahasan tentang: pertanian karet, pembibitan karet lokal, batang karet, pembahasan tentang tanah karet, bertani karet, cara pupuk karet, cara tanam karet, pupuk kimia terbaik untuk karet, keuntungan menanam karet, kesaksian pupuk karet, kesaksian pupuk super nasa, pupuk karet terbaik, CARA BUDI DAYA POHON KARET, dosis super nasa, budidaya karet lokal, bibit karet terbaik, pupuk batang karet, makalah budi daya karet, pupuk karet super nasa, pelihara pohon karet, cara pemeliharaan karet, kesaksian produk pupuk PA, keuntungan dari budidaya karet, tips n trik menanam karet, teknik budidaya karet, cara bertani karet, cara budidaya tanaman karet, bibit karet 1 kg, tips bertani karet, alamat petani karet, artikel pertanian karet, tips/trik Cara pemeliharaan pohon kapolaga, umur karet yang sudah bisa disadap, nasa karet


Read Full 0 komentar

Sejahtera Menjadi Petani Karet

Rabu, 19 Oktober 2011
Riyadi Petani Kabupaten Bungo
Di Jawa Tengah, Riyadi (43) serba kekurangan, kini ia hidup sejahtera menjadi petani karet 5 ha di Kabupaten Bungo, Jambi.

Riyadi, pria kelahiran Wonogiri, Januari 1968, adalah sosok petani yang bermodalkan keyakinan, ketekunan dan kerja keras. Bapak dengan  1 orang istri dan 4 orang anak ini tinggal di Dusun Bukit Sari, Kecamatan Jujuhan Ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. la sosok petani yang ramah, supel dan punya jiwa kepemimpinan, sehingga tidak heran dia mampu menduduki jabatan pimpinan dalam beberapa organisasi atau lembaga yang ada di dusun baik bidang pemerintahan maupun organisasi petani.
Di tempat kelahirannya Wonogiri - Jawa Tengah, pria lulusan SMP saat itu keadaan ekonomi keluarga yang serba kekurangan, maka pada tahun 1987 ia bersama keluarga ikut program transmigrasi bedol deso ke Pulau Sumatera tepatnya di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Di tempat yang baru, Riyadi merasa tertantang dengan begitu banyak lahan yang masih berupa hutan maupun semak belukar untuk disulap menjadi lahan pertanian produktif.
Angan-angannya menjadi kenyataan, lahan seluas ± 1,25 ha ia garap untuk ditanami jagung dan 0,5 ha untuk komoditi padi sawah. Tidak hanya itu komoditi lain pun ia usahakan di antaranya kebun karet 5 ha, sawit 1 ha dan ternak ayam petelur 1.500 ekor. Hasil dari jerih payahnya ternyata telah membuahkan hasil, pada tahun terakhir dari beberapa komoditi yang diusahakan Riyadi mendapat keuntungan ± Rp. 80 juta/musim.
Berbekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilannya saat ini Riyadi lebih terkonsentrasi pada usaha peternakan ayam petelur yang mencapai 1.500 ekor karena dianggap cepat menghasilkan, pakan meramu sendiri dari jagung hasil kebunnya maupun membeli dari hasil panen anggota kelompok maupun dari petani lain di luar kelompoknya.
Pemasaran hasil ternak berupa telur bukan merupakan hambatan bagi Riyadi, bahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar dusunnya saja belum bisa ia penuhi, sehingga ia termotivasi untuk menambah jumlah ayamnya. Dari usaha sebagai petanilah Riyadi dapat mencukupi dan menghidupi keluarganya yang masih membutuhkan biaya banyak terutama putranya yang ia canangkan sebagai penerus usaha orang tuanya.
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis/LKMA telah ia rintis dalam rangka memberikan pelayanan kepada anggota kelompoknya dalam mengembangkan usaha taninya. Karena jiwa kepemimpinannya sangat menonjol dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam berorganisasi, Riyadi dipercaya sebagai pengurus beberapa lembaga organisasi petani maupun organisasi pemerintahan, antara lain : Ketua Kelompok Tani "Serba Guna", Ketua Gapoktan "Bunga Tani", Wakil Ketua KTNA Jujuhan Ilir, Divisi Pemasaran KTNA Kabupaten Bungo, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Dusun Bukit Sari, Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Dusun, program PNPM.(Untuk berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991) = EDISI No. 3424
Read Full 0 komentar

pertanian karet

Rabu, 05 Oktober 2011
pertanain suatu perkebunuan yg bisa menghasilkan suatu bahan unyuk olahan disegala bidang
Read Full 0 komentar
 

© Technorati Style Copyright by pertanian | Template by One-4-All | Made In Indonesia