Rabu, 14 Desember 2011

PEREMAJAAN DAN PERLUASAN PERKEBUNAN KARET dalam Tuntutan Peremajaan Perkebunan Karet Rakyat

Tuntutan Peremajaan Perkebunan Karet Rakyat : Salah satu langkah yang dapat mendorong peningkatan produksi karet Indonesia adalah peremajaan lahan karet yang telah memasuki tahapan tidak produktif (tanaman berusia di atas 20 tahun), di samping tetap melakukan perluasan lahan. Strategi peremajaan dinilai cukup baik bagi lahan perkebunan karet Indonesia yang saat ini (2008) telah mencapai luas sekitar 3,5 juta hektar. Apabila lahan tersebut dioptimalkan melalui peremajaan, diharapkan tingkat produksi akan meningkat sekitar 20 – 30%.
Menurut Sekjen ANRPC (Association of Natural Rubber Producing Countries), Djoko Said Damardjati, pemerintah perlu mengalokasikan dana peremajaan (replanting) perkebunan karet rakyat, sekaligus bisa menyalurkan subsidi yang tepat kepada para petani karet pada saat harga karet dunia anjlok akibat krisis ekonomi global. Selama ini, Indonesia dan dua produsen karet terbesar lainnya yakni Thailand dan Malaysia hanya menurunkan produksi dan pasokannya ke pasar dunia. Tidak ada langkah lain yang dilakukan negara-negara produsen karet selain menekan produksinya agar harga karet tidak semakin anjlok. Penurunan produksi dilakukan dengan meminta petani mengurangi kegiatan penyadapannya.
Padahal, pemerintah Indonesia bisa mengalokasikan dana untuk peremajaan (replanting) perkebunan karet rakyat. Sebab, Indonesia memiliki perkebunan karet terluas di antara sembilan negara anggota ANRPC, dan sekitar 80 persen dari total areal perkebunan karet adalah perkebunan karet rakyat.
Djoko Said Damardjati menambahkan, bahwa Indonesia sudah lama tidak melakukan peremajaan perkebunan karet rakyat. Dalam peremajaan tersebut, tidak semua pohon karet rakyat harus diremajakan. Jika petani memiliki dua hektar kebun karet, maka 50 persen atau 30 persennya saja yang diremajakan, yaitu kebun yang pertanaman karetnya sudah berusia di atas 25 atau 30 tahun.
Program peremajaan karet sangat dibutuhkan, karena saat ini para petani karet sedang mengalami kesulitan akibat anjloknya harga karet dunia sebagai dampak dari krisis ekonomi global. Harga karet sebelum September 2008 masih berada pada kisaran US$3,5 per kg, tetapi setelah Oktober 2008 hingga sekarang harga karet menurun drastis hingga US$1,4 per kg.
Jatuhnya harga karet karena terjadi penurunan produksi mobil baru di dunia. Penurunan produksi mobil mengakibatkan penurunan permintaan ban mobil. Penurunan permintaan ban mobil menyebabkan penurunan permintaan karet. Diketahui bahwa sekitar 80 persen produksi karet alam (natural rubber) diserap oleh tiga pabrik ban mobil dunia. Ketika produksi ban mobil menurun, maka permintaan karet alam ikut turun. Apalagi harga minyak bumi turun merosot, sehingga harga karet sintetis sebagai pesaing harga karet alam menjadi lebih murah.
Apabila program peremajaan karet ini berhasil, maka setelah lima hingga tujuh tahun kemudian, produksi karet Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan yang signifikan. Pemerintah akan memperoleh devisa lebih besar dari nilai ekspor karet yang tinggi. Di lain pihak, petani juga akan menikmati keuntungan yang besar ketika harga karet kembali naik, sebab petani dapat menyadap karet yang lebih baik dan lebih banyak dari pohon karet baru.
Menurut Djoko Said Damardjati, ada tiga hal penting bagi pemerintah dalam rangka peremajaan perkebunan karet rakyat ini, yaitu:
Pemerintah harus membeli kayu pohon karet yang ditebang. Di Malaysia, kayu pohon karet tersebut bisa dijadikan bahan plywood sehingga menambah pemasukan petani karet itu sendiri.
Pemerintah juga wajib memberikan bibit pohon karet bersubsidi, pupuk bersubsidi dan bibit tanaman sela bersubsidi kepada petani.
Program peremajaan perkebunan karet ini merupakan program keberpihakan pemerintah kepada petani, karen petani akan menerima uang dari hasil penjualan kayu pohon karet hasil tebangan, serta mendapat bantuan bibit pohon karet, pupuk, dan tanaman sela

Print this post

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Technorati Style Copyright by pertanian | Template by One-4-All | Made In Indonesia