Rabu, 14 Desember 2011


Colletotrichum gleosporioides (Penz) Penyebap penyakit gugur daun pada tanaman Karet

Salahuddin Adi Kelana, Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Latar Belakang
Jamur Colletotrichum gleosporioides merupakan salah satu jamur yang menyebapkan penyakit pada beberapa tanaman inang, baik pada fase pembibitan, budidaya dan pada fase pasca panen. Salah satunya penyakit yang disebapkan oleh jamur ini yaitu penyakit gugur daun pada tanaman karet, dan sering dikenal sebagai penyakit gugur Colletotrichum dimana penyakit gugur daun pada tanaman karet merupakan penyakit yang menyebapkan kerugian besar pada perkebunan karet bahkan penyakit ini menyerang secara berkelanjutan dan disebapkan oleh jamur Colletotrichum gleosporioides (Penz).
Biologi Jamur
Adapun klasifikasi jamur Colletotrichum gleosporioides (Penz) menurut Dwidjoseputra pada tahun (1978), adalah sebagai berikut:
Divisi : Mycota
Kelas : Deuteromyces
Ordo : Melanconiales
Famili : Melanconiaceae
Genus : Colletotrichum
Spesies : Colletotrichum gleosporioides
C. gleosporioides umumnya memiliki konidium hialin yang berbentuk silinder dengan ujung-ujung yang tumpul, kadang-kadang berbentuk agak jorong dengan ujung yang agak membulat, dan pangkal yang ajak terpancung, tidak bersekat, berinti satu, panjang sel antara 9-24 X 3-6 μm, terbentuk pada konidiofor seperti fiadid berbentuk silinder, hialin berwarna agak kecoklatan. Serta memiliki konidiofor yang pendek dan beregresi (berkumpul) pada permukaan yang tipis dari perenkhimoid dan stroma, (Semangun, 2000). C. gloeoeosporioides termasuk parasit fakultatif, dimana jamur ini memproduksi hialin, dan menyebapkan penyakit pada beberapa tanaman dengan cara melemahkan inang dengan menyerap makanan secara terus menerus dari sel tanaman inang, guna kebutuhannya, enzim atau zat pengatur tumbuh yang disekresikan oleh jamur C. Gloeoeosporioides, menghambat terjadinya transportasi makanan, hara mineral, dan air yang melalui jaringan pengangkut pada tanaman inang setelah terjadinya kontak (Agrios, 1996).
Dalam kombinasi inang jamur dapan memproduksi toksin spesifik, yaitu toksin yang bertanggung jawab terhadap gejala yang terjadi, dan beberapa ahli menduga bahwa terjadi reaksi terhadap reseptor spesifik atau sisi sensitif dalam sel inang. Dimana hanya tanaman yang memiliki reseptor sensitif atau sisi sensitif semacam ini yang mudah diserang oleh jamur dan menjadi sakit, Spesies atau Varietas tanaman yang tidak memiliki reseptor sensitif semacam ini akan tetap tahan terhadap serangan jamur C. gloeoeosporioides (Abadi, 2003).
Ekologi
Dalam cuaca yang lembap dengan massa spora yang lunak menyebapkan spora mudah tersebar hinggga jarak yang sangat jauh dengan bantuan angin dan aliran air, diketahui pada daerah perkebunan karet di dataran tinggi atau daerah perkebunan yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi dan memiliki tingkat kelembapan yang tinggi merupakan kondisi lingkunyan yang sangat disukai oleh jamur C. gloeoeosporioides sehingga serangan yang ditimbulkan oleh jamur ini meningkat tajam, selain itu jarak tanam yang terlalu rapat, daerah perkebunan yang terletak di lembah, di rawa-rawa atau daerah yang populasi gulmanya tidak dikendalikan termasuk lingkungan yang disenangi oleh jamur C. gloeoeosporioides (Basuki, 1990).
Colletotrichum merupakan jamur yang bersifat kosmopolitan, sehingga jamur ini dapat menyebapkan penyakit pada beberapa jenis tanaman termasuk tanaman karet serta menyebapkan penyakit pasca panen dan pada benih, Colletotrichum dapan berspora pada suhu 10-40 0C. Selain itu sinar Ultra violet berpengaruh dalam mengaktifkan spora, perkembangan spora juga dapat terjadi pada kelembapan relatif ddegan kisaran 90% dan suhu berkisar antara 15-35 0C, walaupun kelembapan relatif jamur ini berkisar 90%. Spora Colletotrichum juga dapat bertahan pada kisaran suhu diatas 35 oC, kondisi ini yang mendukung perkembangan penyakit pada tanaman karet di Sri Langka, yang terjadi di luar musim hujan (Google. 2010).
Pada umumnya C. gloeoeosporioides merupan jamur yang umum dan terdapat diberbagai macam tanaman sehingga sumber infeksi jamur ini dapat terjadi dengan mudah, jamur disebarkan oleh spora (konidium), dan mudah tersebar oleh percikan air hujan dan oleh aliran udara yang lembap serta dapatdisebarkan oleh serangga vektor (Semangun, 2000).
Morfologi Jamur
Jamur C. gloeoeosporioides memiliki konidium yang membentuk buluh kecambah membentuk apresorium pada ujung. Penetrasi terjadi secara langsung dengan menembus kutikula, merusak dinding sel dan benang-benang jamur berkembang di dalam dan di anara sel-sel. Pada awalnya kloroplas rusak dan diikuti dengan rusaknya mitikondria, selama proses infeksi patogen melepaskan enzim poligalakturonase, selulase, dan toksin (semangun, 2000). Dimana spora jamur C. gloeoeosporioides hanya dapat berkecambah bila ada iar bebas, atau bila kelembapan nisbi udara kurang dari 96%, spora tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25 0 – 28 0C.
Pengendalian
Dalam melakukan pengendalian jamur C. gloeoeosporioides sebagai penyebap penyakit dapat dillakukan dengan cara :
- memperbaiki saluran pembuangan air dan drainase, memberantas gulma secara intensuf, dan pemangkasan cabang dan ranting tanaman yang tidak berguna dan yang ducurigai atau telah terinfeksi penyakit, serta mengatur jarak tanam agar mengurang kelembapan pada daerah perkebunan.
- Menggunakan varietas yang tahan terhadap serangan jamur C. gloeoeosporioides
- Pemberian pupuk yang berimbang, sehinggga kebutuhan unsur hara tanaman dapat terpenuhi dan dapat menyehatkan tanaman sehingga daya tahan tanaman terhadap gangguan jamur C. gloeoeosporioides dapat meningkat.
- Menggunakan Bioagensia pengendali hayati yaitu bakteri antagonis dalam menelan populasi jamur C. gloeoeosporioides.
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, A.L, 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan I, bayu media . Malang .
Agrios, G.N, 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan, diterjemahkan oleh Busnia M, UGM Press, Yogyakarta.
Basuki, 1990. Penyakit Gugur Daun Colletotrichum pada Tanaman Karet, Pusat Penelitian Perkebunan Tanjung Mirawa (P4TM).
Dwijoseputro. Prof.D.S, 1978. Pengantar Mikologi, Alumni. Bandung.
Semangun, H .2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. UGM Prees, Yogyakarata.
WWW.google.com/search/Ekologi_jamur_Colletotrichum_gloeoeosporioides. Di download tanggal 5 Mei 2010.

Print this post

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Technorati Style Copyright by pertanian | Template by One-4-All | Made In Indonesia